Powered By Blogger

Sabtu, 04 Januari 2025

Kaji Inspirasi Tafsir Al Jailani di Cipasung: Momentum Isra Mi'raj yang Menghidupkan Semangat Keilmuan Islam


Isra Mi'raj yang Menghidupkan Semangat Keilmuan Islam
Syeikh Assayyid Muhammad Fadhil Al Jailani

Tasikmalaya – Peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW tahun ini menjadi lebih dari sekadar ritual di Pondok Pesantren Cipasung. Dalam semangat mendalam untuk menggali hikmah, Muslimat NU Jawa Barat menghadirkan dua tokoh luar biasa: Ketua Umum Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa, dan ulama dunia, Syeikh Assayyid Muhammad Fadhil Al Jailani.

Bukan tanpa alasan acara ini begitu istimewa. Syeikh Fadhil, seorang ulama besar yang dikenal melalui dedikasinya terhadap manuskrip agung Tafsir Al Jailani, hadir untuk membagikan ilmunya secara langsung. Manuskrip monumental ini, yang ditemukan di Vatikan setelah terkubur selama 800 tahun, adalah karya Sulthanul Awliya, Syekh Abdul Qodir Al Jailani, yang kini diterjemahkan ke berbagai bahasa.

Maghdub, Dhallin, dan Penafsiran Revolusioner

Kajian Tafsir Al Jailani menghadirkan sudut pandang baru yang memperluas cakrawala pemahaman ayat-ayat suci. Salah satu yang menarik adalah tafsir Surat Al-Fatihah. Dalam tafsir ini, Maghdub tak hanya merujuk pada kaum Yahudi, tetapi juga mereka yang menyembah benda mati seperti api dan pohon. Sementara itu, Dhallin mencakup manusia yang terperdaya oleh dunia dan hawa nafsu.

“Syeikh Abdul Qodir Al Jailani menawarkan kedalaman makna yang jarang ditemukan dalam tafsir lainnya,” ungkap Syeikh Fadhil. Metodologi tafsir bil-Quran, bil-hadits, dan pendekatan unik berdasarkan ajaran Ali bin Abi Thalib memberikan dimensi baru dalam memahami Al-Qur'an.

Khofifah: Perjalanan Panjang Menghadirkan Ulama Dunia

Kehadiran Syeikh Fadhil di Cipasung bukanlah hal yang mudah. Menurut Khofifah, upayanya melibatkan perjalanan dari Turki hingga Mekkah untuk memohon langsung agar Syeikh Fadhil bersedia membagikan ilmu tafsir ini. "Butuh usaha dan doa yang panjang, namun inilah salah satu momen terbaik Muslimat NU Jawa Barat," ujarnya.

Lebih dari Sekadar Perayaan

Momentum ini juga menjadi ajang berbagi kasih. Dalam rangkaian acara, Muslimat NU memberikan santunan kepada anak yatim, menjadikan peringatan ini sebagai wujud nyata kepedulian sosial.

Tafsir Al Jailani, dengan keunikannya, bukan hanya menyentuh ranah intelektual, tetapi juga membangun kesadaran spiritual dan sosial yang lebih mendalam. Pesan ini menjadi relevan di tengah tantangan modernitas yang sering kali menjauhkan manusia dari nilai-nilai hakiki.

Membangkitkan Tradisi Keilmuan Islam

Di era ketika budaya kajian mendalam semakin langka, acara ini menjadi pengingat untuk kembali menggali khazanah Islam yang kaya. Lebih dari sekadar peringatan Isra Mi’raj, ini adalah langkah untuk menghidupkan semangat keilmuan, menguatkan nilai-nilai ukhuwah, dan membawa cahaya ilmu ke tengah masyarakat.

Peringatan ini menjadi pesan kuat bagi generasi muda: bahwa belajar dan berbagi adalah inti dari peradaban Islam yang gemilang. Tafsir Al Jailani, yang kini dapat diakses dalam berbagai bahasa, adalah hadiah berharga untuk umat Islam di seluruh dunia, sebuah warisan ilmu yang harus terus dilestarikan.

Cipasung, Tasikmalaya – Melampaui Tradisi, Menebar Hikmah.


Sumber : Foto NU Online Jabar dan https://jabar.nu.or.id/kota-tasikmalaya/peringatan-isra-mi-raj-nabi-muhammad-saw-jelang-harlah-muslimat-nu-ke-79-kajian-langka-tafsir-al-jailani-di-ponpes-cipasung-nbxMB 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pestok Tasikmalaya 2025: Tradisi Patok Domba dan Kambing Menjadi Simbol Ketangguhan Budaya Rakyat

Domba dan Kambing Tampil Sebagai “Atlet Budaya” Tasikmalaya, Rabu  26 Juni 2025 Ribuan pasang mata tertuju pada arena lapangan upacara Sekre...