![]() |
Ilustrasi : Program Setaman Cinta |
Tasikmalaya kembali dihadapkan pada persoalan kenaikan harga cabai yang signifikan usai momentum Natal dan Tahun Baru. Di Pasar Cikurubuk, harga cabai rawit domba kini melambung hingga Rp80.000 per kilogram, jauh dari harga normal Rp30.000–Rp40.000 per kilogram. Kondisi ini turut menyeret jenis cabai lainnya seperti cabai merah besar yang dijual Rp75.000 per kilogram dan cabai merah keriting di angka Rp65.000 per kilogram.
Bagi pedagang dan konsumen, lonjakan harga ini tak ubahnya bencana kecil. Yani, seorang pedagang di Pasar Cikurubuk, mengeluhkan kenaikan harga yang memengaruhi minat beli masyarakat. “Harga sekarang bukan naik lagi, tapi pindah harga,” ujarnya, dengan nada bercampur humor dan keprihatinan. Ia menduga faktor cuaca ekstrem dan serangan hama telah memengaruhi produktivitas petani, sehingga pasokan ke pasar menurun drastis.
Kepala Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan Kota Tasikmalaya, Apep Yosa, menjelaskan bahwa ketergantungan pada pasokan dari luar daerah seperti Kabupaten Garut dan Ciamis memperparah situasi. Minimnya produktivitas di daerah penghasil cabai ditambah tingginya permintaan pada momentum Nataru menjadi pemicu utama.
Namun, bukan Tasikmalaya namanya jika hanya berdiam diri tanpa inovasi. Dalam upaya mengurangi ketergantungan pada pasokan dari luar, Pemkot Tasikmalaya meluncurkan program Setaman Cinta (Semangat Tanam di Lahan Pekarangan Cinta Alam). Program ini mengedukasi warga untuk memanfaatkan lahan pekarangan mereka guna menanam tanaman pangan seperti cabai.
"Melalui Setaman Cinta, masyarakat bisa memenuhi kebutuhan cabai sendiri tanpa terlalu bergantung pada pasar," kata Apep. Dengan pendekatan ini, warga diharapkan tidak hanya berperan sebagai konsumen, tetapi juga produsen kecil yang mendukung ketahanan pangan lokal.
Bagi Anda yang tertarik, menanam cabai tidak membutuhkan lahan luas. Pot kecil di halaman rumah, atau bahkan botol bekas, bisa menjadi media tanam sederhana. Dengan perawatan rutin, hasilnya tidak hanya mengurangi beban pengeluaran, tetapi juga menjadi langkah kecil menuju kemandirian pangan.
Lonjakan harga cabai juga memberikan pelajaran penting: peran petani lokal tidak bisa diabaikan. Pemerintah daerah dan masyarakat perlu bersinergi untuk menciptakan ekosistem pangan yang mandiri. Sebuah langkah sederhana seperti menanam cabai di rumah Anda bisa menjadi solusi nyata untuk mencegah “pedasnya” harga cabai di masa depan.
Lalu, bagaimana dengan Anda? Sudahkah pekarangan rumah Anda diisi dengan tanaman bermanfaat? Mari bersama wujudkan kemandirian pangan untuk masa depan Tasikmalaya yang lebih baik.
#SetamanCinta #MandiriPangan #TasikmalayaBangkit
Sumber : Ilustrasi AI, Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan Kota Tasikmalaya dan https://kabarpriangan.pikiran-rakyat.com/kabar-priangan/pr-1488940146/harga-cabai-rawit-domba-di-kota-tasikmalaya-tembus-rp80-ribu-per-kg?page=all
Tidak ada komentar:
Posting Komentar