Powered By Blogger

Jumat, 17 Januari 2025

Pergeseran Pola Belanja: Adaptasi Pelaku Usaha di Tengah Tantangan Digital

Pasar Tradisional
Ilustrasi Pergeseran Pola Belanja Masyarkat ke Platform Online 

Tasikmalaya – Dalam beberapa tahun terakhir, pola belanja masyarakat menunjukkan pergeseran besar dari toko fisik ke platform online. Fenomena ini membawa tantangan baru bagi para pelaku usaha, terutama mereka yang bergantung pada penjualan langsung.

Pasar Cikurubuk, salah satu pusat aktivitas ekonomi di Tasikmalaya, turut merasakan dampaknya. Yuli, seorang penjaga toko pakaian di pasar tersebut, mengungkapkan bahwa sejak pandemi Covid-19, jumlah pembeli yang berkunjung ke tokonya mengalami penurunan drastis.

“Dulu, banyak orang datang langsung ke pasar. Tapi setelah pandemi, mereka lebih memilih belanja lewat aplikasi online,” ujar Yuli, sambil merapikan dagangannya.

Situasi ini memaksa pemilik usaha di pasar tradisional untuk berinovasi. Pemilik toko tempat Yuli bekerja, misalnya, mulai merambah dunia digital dengan menggunakan live streaming sebagai cara baru untuk memasarkan produk mereka. Strategi ini tidak hanya membantu mempertahankan pelanggan lama tetapi juga menjangkau pembeli dari luar daerah.

Sementara itu, Delis, karyawan sebuah toko pakaian thrift di Mal Mayasari Plaza, juga mengalami hal serupa. “Kami mulai aktif di berbagai platform digital, dan live streaming menjadi bagian penting untuk menarik pelanggan,” ungkap Delis.

Pengalaman Berbelanja Langsung, Keunggulan Toko Fisik

Meskipun belanja online menawarkan kemudahan dan harga yang kompetitif, banyak pelaku usaha seperti Yuli menekankan pentingnya pengalaman berbelanja langsung. Dengan mengunjungi toko fisik, konsumen dapat memastikan kualitas produk yang akan mereka beli.

“Kalau belanja langsung, pelanggan bisa memastikan bahan dan ukuran sesuai keinginan. Hal seperti ini sulit dilakukan kalau hanya melihat gambar di aplikasi,” tambah Yuli.

Namun, ia tidak menampik bahwa harga di platform digital seringkali lebih murah, meskipun kualitasnya kadang tidak sesuai harapan. Inilah yang menjadi salah satu tantangan bagi toko-toko fisik.

Adaptasi adalah Kunci Bertahan

Menghadapi perubahan ini, pelaku usaha di Tasikmalaya menunjukkan bahwa adaptasi adalah solusi utama. Menggabungkan penjualan online dan offline menjadi cara untuk bertahan di tengah ketatnya persaingan. Live streaming menjadi salah satu strategi yang banyak diterapkan, memungkinkan interaksi langsung dengan pelanggan tanpa mereka harus datang ke toko.

Namun, dukungan dari konsumen juga sangat diperlukan. Berbelanja di toko fisik tidak hanya membantu mempertahankan keberlangsungan usaha lokal, tetapi juga memberikan pengalaman yang berbeda dan lebih personal bagi pelanggan.

“Harapannya, masyarakat mau kembali ramai berbelanja langsung di pasar atau toko fisik. Kami ingin suasana pasar kembali hidup seperti dulu, apalagi saat Ramadan yang biasanya membawa omzet besar,” tutup Yuli dengan penuh harap.

Dengan semangat inovasi dan kolaborasi, para pelaku usaha di Tasikmalaya optimis bahwa mereka mampu bertahan di tengah perubahan zaman. Dukungan dari masyarakat adalah kunci untuk menjaga ekonomi lokal tetap bergerak maju.




Sumber : Ilustrasi Gambar AI, dan https://radartasik.id/2025/01/17/ikuti-tren-belanja-online-pedagang-pasar-induk-cikurubuk-kota-tasikmalaya-jualan-secara-live-stream/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PAKSI DPD Tasikmalaya Resmi Dikukuhkan: Ketika Hukum, Budaya, dan Kemandirian Bertemu dalam Satu Ruang

Paguyuban Advokat Sunda Indonesia (PAKSI) DPD Tasikmalaya. Sabtu sore di Tasikmalaya bukan hanya tentang angin sejuk atau lalu lintas santai...