![]() |
Antusias Warga Prosesi Penyembelihan Hewan Kurban |
Manonjaya, 6 Juni 2025
Seekor sapi raksasa seberat 9,5 kwintal tiba di Masjid Agung Manonjaya tanpa suara sirine atau karpet merah. Tapi kehadirannya menggetarkan. Bukan karena ukurannya yang mencolok, tapi karena siapa yang mengirimkannya dan untuk siapa ia disiapkan.
Sapi ini, dijuluki “Banteng”, adalah bagian dari kurban pribadi Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto. Tak datang ke kota-kota besar. Ia justru hadir di jantung Tasikmalaya, tepatnya di Kecamatan Manonjaya tempat di mana banyak warga masih hidup dengan kesederhanaan yang jujur.
Lebih dari Daging: Ini Tentang Distribusi Rasa Peduli
Seekor sapi besar dipotong. Dagingnya dipilah rapi, ditimbang setengah kilo per paket, lalu dikemas menjadi 1.000 bungkus kurban. Tapi nilai kurban ini tak bisa ditakar hanya dengan satuan kilogram. Karena yang dibagi bukan hanya daging—tetapi juga perasaan diperhatikan.
Warga dari berbagai penjuru Kecamatan Manonjaya datang, tidak sekadar untuk menerima, tapi untuk merasakan: bahwa negara itu nyata, bahwa kepemimpinan bisa menyentuh hingga ke meja makan rakyat kecil.
Hadir untuk Menyaksikan, Bukan Sekadar Seremonial
Kegiatan ini disaksikan langsung oleh berbagai tokoh:
• Camat Manonjaya, Bpk. Kadir, S.Sos
• Danramil 1208/Manonjaya, Lettu Inf Mirhamdi Siregar
• Kapolsek Manonjaya, AKP Endang Wijaya
• Ketua MUI Kec. Manonjaya, KH. Ace Munawar
• Ketua LPTQ, KH. Muhammad Yunus
• Ketua DKM Masjid Agung Manonjaya, KH. Asep Saepuloh
• Kasi Kessos Kec. Manonjaya, Bpk. Sansan
Warga sekitar yang tak hanya datang untuk menerima, tapi juga menyaksikan semangat gotong royong bekerja nyata.
Kegiatan berlangsung lancar dan penuh kehangatan. Tidak ada panggung megah. Tapi ada ruang sederhana tempat warga saling menyapa, bersyukur, dan berbagi cerita.
Edukasi Sunyi dari Seekor Sapi
Dalam sunyi prosesi kurban ini, ada pelajaran besar yang terucap tanpa kata:
Bahwa kepedulian itu tidak harus datang dengan ramai, tapi harus datang dengan tulus. Bahwa berkurban bukan cuma ibadah, tapi juga kesempatan untuk menyampaikan pesan: kita masih peduli, kita masih bersaudara.
“Kurban ini bukan hanya tentang daging. Ini tentang menghadirkan negara dalam bentuk paling sederhana: dalam sebungkus rejeki yang disampaikan dengan hormat,” ujar Danramil 1208/Manonjaya, Lettu Inf Mirhamdi Siregar.
Hari ini seekor sapi jatuh, tapi harkat sesama manusia terangkat.
Dan Manonjaya mencatatnya bukan hanya di laporan, tapi di hati mereka yang menerima.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar