Powered By Blogger

Sabtu, 28 Desember 2024

Kabupaten Tasikmalaya: Warisan Sejarah, Budaya, dan Transformasi dari Sukapura ke Tasikmalaya

Tasikmalaya, Jawa Barat – Terletak di bagian tenggara Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Tasikmalaya adalah wilayah kaya sejarah dan budaya yang terus berkembang hingga kini. Ibu kota kabupaten ini berada di Singaparna, dengan batas wilayah strategis meliputi Kabupaten Majalengka dan Kota Tasikmalaya di utara, Samudra Hindia di selatan, Kabupaten Ciamis dan Pangandaran di timur, serta Kabupaten Garut di barat. Kabupaten ini tak hanya menjadi kawasan hijau agraris, tetapi juga pusat keagamaan dan budaya yang memiliki cerita panjang sejak masa Kerajaan Galunggung.

Sejarah Tasikmalaya

Sebuah jalan menuju Kabupaten Tasikmalaya, sementara Gunung Galunggung terlihat di kejauhan–1920-1940.

Jejak Sejarah: Dari Sukapura ke Tasikmalaya

Sejarah Kabupaten Tasikmalaya dimulai dari wilayah Sukapura yang dahulu bernama Tawang atau Galunggung, sebuah kerajaan yang berdiri megah pada abad ke-12. Kerajaan Galunggung, berdasarkan Prasasti Geger Hanjuang yang ditemukan di Desa Linggawangi, didirikan pada 21 Agustus 1111 oleh Batari Hyang, seorang penguasa dengan ajaran spiritual Sang Hyang Siksakanda ng Karesian. Ajarannya menjadi pedoman penting di era Sunda hingga zaman Prabu Siliwangi di Kerajaan Pajajaran.

Pasca letusan Gunung Galunggung pada tahun 1822, wilayah ini mengalami perubahan drastis. Material vulkanik yang tersebar menjadikan kawasan tersebut menyerupai tasik (danau kecil). Dari sinilah nama Tasikmalaya muncul, gabungan dari kata “Tasik” yang berarti danau dan “Malaya” dari kata Sunda “ngalayah,” yang berarti menyebar. Secara metaforis, Tasikmalaya menggambarkan “danau yang bertebaran.”

Perubahan Era Kolonial: Dari Dayeuh Tengah ke Singaparna

Sejak abad ke-17, wilayah ini menjadi bagian dari Kabupaten Sukapura, yang didirikan oleh Sultan Agung Mataram pada tahun 1641, dengan Wiradadaha I sebagai bupati pertama. Pusat pemerintahannya bergeser dari Dayeuh Tengah, Leuwiloa, Manonjaya, hingga akhirnya kembali ke Tasikmalaya pada tahun 1901. Perubahan lokasi ibu kota ini didorong oleh alasan ekonomis dan strategi kolonial Belanda, terutama untuk mempermudah distribusi hasil perkebunan kopi dan nila dari Galunggung.

Pada tahun 1913, Kabupaten Sukapura resmi berganti nama menjadi Kabupaten Tasikmalaya di bawah kepemimpinan R.A.A. Wiratanuningrat. Nama baru ini mencerminkan identitas wilayah yang berkembang pesat sebagai pusat ekonomi, budaya, dan pendidikan di Priangan Timur.

Keunikan dan Keistimewaan Kabupaten Tasikmalaya

Kini, Kabupaten Tasikmalaya dikenal sebagai daerah agraris dengan sektor pertanian dan kehutanan yang dominan. Produksi kerajinan khas seperti bordir, anyaman bambu, batik Tasik, hingga tutug oncom menjadikan Tasikmalaya sebagai sentra ekonomi kreatif. Di sisi lain, keberadaan lebih dari 1.344 pesantren di seluruh wilayahnya menjadikannya salah satu pusat pendidikan keagamaan terbesar di Indonesia.

Wilayah ini juga memiliki kekayaan alam luar biasa, seperti Gunung Galunggung, Kampung Naga, dan Kawah Talaga Bodas. Keindahan alamnya mengilhami julukan "Beieren van Java" atau "Swiss dari Jawa." Selain itu, tradisi Sunda yang kental tetap terpelihara, terutama di Kampung Naga, yang menjadi simbol harmoni antara manusia, alam, dan budaya.

Sukapura Ngadaun Ngora: Spirit Kabupaten Tasikmalaya

Moto "Sukapura Ngadaun Ngora" menggambarkan semangat masyarakat Tasikmalaya untuk terus tumbuh dan berkembang tanpa meninggalkan akar tradisi dan sejarah. Dengan potensi budaya, sejarah, dan keindahan alamnya, Kabupaten Tasikmalaya kini menjadi kebanggaan tak hanya bagi masyarakat Sunda, tetapi juga bagi Indonesia.

Kabupaten Tasikmalaya adalah bukti bagaimana warisan masa lalu dan adaptasi modern dapat berpadu menjadi identitas kuat yang terus menginspirasi generasi masa depan.


Sumber Reférensi : Prasasti Geger Hanjuang (1111), Arsip Sejarah Kabupaten Sukapura dan Tasikmalaya, Dokumentasi Kolonial Belanda (1901-1913), Sejarah Kerajaan Galunggung, Wikipedia Indonesia



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PAKSI DPD Tasikmalaya Resmi Dikukuhkan: Ketika Hukum, Budaya, dan Kemandirian Bertemu dalam Satu Ruang

Paguyuban Advokat Sunda Indonesia (PAKSI) DPD Tasikmalaya. Sabtu sore di Tasikmalaya bukan hanya tentang angin sejuk atau lalu lintas santai...