![]() |
Ilustrasi : Menggambarkan Suasana Setelah Insiden Kekerasan Di Jalanan |
Tasikmalaya – Sebuah peristiwa tragis kembali menggemparkan Kota Tasikmalaya. Seorang remaja bernama Yoga, pelajar SMK asal Desa Sukaraharja, Kecamatan Cisayong, meninggal dunia setelah menjadi korban pengeroyokan di Jalan Wasita Kusuma, Kecamatan Indihiang, pada Minggu dini hari (12/1/2025). Dua rekannya, Nandi dan Ferdi, turut mengalami luka serius dalam insiden tersebut.
Pihak kepolisian dari Satreskrim Polres Tasikmalaya dan Polsek Indihiang saat ini masih menyelidiki kasus ini. Proses olah tempat kejadian perkara (TKP) telah dilakukan untuk mengumpulkan bukti-bukti yang diharapkan dapat mengungkap identitas pelaku.
Kronologi Kejadian
Pada malam nahas itu, Yoga dan enam temannya sedang dalam perjalanan pulang setelah berkumpul di kawasan Rancabango. Mereka mengendarai tiga sepeda motor, salah satunya adalah Honda Sonic yang ditumpangi Yoga, Ferdi, dan Nandi.
Sekitar pukul 3 pagi, saat melintasi Jalan Wasita Kusuma, kelompok mereka dihampiri oleh beberapa pengendara motor lain. Pelaku sempat menuduh mereka sebagai anggota geng motor.
“Kami ditanya, ‘maneh geng motor lain?’ (kamu geng motor bukan?). Kami jawab bukan, tapi mereka langsung menyerang,” ujar Ferdi, salah satu korban selamat.
Serangan dilakukan menggunakan helm dan botol minuman keras. Akibatnya, motor yang dikendarai Yoga oleng dan menabrak pembatas jalan. Korban terpental, sementara Nandi bahkan sempat tertabrak oleh salah satu motor pelaku.
Korban Dilarikan ke Rumah Sakit
Yoga yang mengalami luka serius langsung dilarikan ke RS Hermina, sementara Nandi dirawat di RS Permata Bunda. Meski telah mendapatkan perawatan intensif, nyawa Yoga tidak dapat diselamatkan. Ia meninggal dunia beberapa jam setelah kejadian, meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan teman-temannya.
Polisi Temukan Bukti Penting
Kapolsek Indihiang, Kompol Iwan, menjelaskan bahwa laporan awal yang diterima pihaknya adalah dugaan kecelakaan lalu lintas. Namun, hasil olah TKP menunjukkan adanya indikasi kekerasan.
“Di lokasi, kami menemukan serpihan botol, ceceran darah, dan tembok median jalan yang rusak akibat tabrakan. Kami juga mengamankan dua sepeda motor, salah satunya diduga milik pelaku,” jelasnya.
Saat ini, Polsek Indihiang bersama Satreskrim Polres Tasikmalaya terus berupaya mengungkap identitas pelaku dan mengumpulkan keterangan dari saksi-saksi. “Kami mohon doanya agar kasus ini segera terungkap,” tambah Kompol Iwan.
Refleksi: Kekerasan yang Harus Dihentikan
Peristiwa ini menjadi pengingat penting tentang bahaya kekerasan jalanan yang sering kali melibatkan remaja. Tindakan brutal seperti ini tidak hanya merenggut nyawa, tetapi juga menciptakan rasa tidak aman di tengah masyarakat.
Upaya pencegahan kekerasan harus dimulai dari keluarga, lingkungan pendidikan, hingga komunitas lokal. Edukasi tentang resolusi konflik yang damai dan nilai-nilai kemanusiaan sangat penting untuk ditanamkan sejak dini.
Harapan untuk Keadilan
Tragedi yang menimpa Yoga bukan hanya duka bagi keluarganya, tetapi juga bagi masyarakat Kota Tasikmalaya. Semoga aparat kepolisian dapat segera mengungkap kasus ini dan menegakkan keadilan.
Mari kita jadikan peristiwa ini sebagai pelajaran untuk bersama-sama menjaga keamanan dan kedamaian di lingkungan sekitar. Kekerasan bukanlah solusi, melainkan awal dari kehancuran.
Saatnya kita bersatu untuk menciptakan masyarakat yang aman, damai, dan bebas dari kekerasan. Setiap langkah kecil adalah kontribusi besar menuju perubahan positif.
Sumber : Ilustrasi Gambar AI, Polsek Indihiang, dan https://www.detik.com/jabar/hukum-dan-kriminal/d-7728917/ngeri-pelajar-smk-di-tasik-tewas-diserang-sekelompok-pemotor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar