![]() |
Ilustrasi : Pemeriksaan Hewan Yang Terkena PMK |
Tasikmalaya, Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kini menjadi perhatian serius di Kabupaten Tasikmalaya. Dengan ditemukannya 470 ekor sapi terinfeksi dan 36 di antaranya mati, wabah ini tidak hanya mengancam kesehatan hewan ternak, tetapi juga kesejahteraan para peternak di wilayah Tasik Selatan.
Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (DPKPP) Kabupaten Tasikmalaya, Tatang Wahyudin, SP MP, mengungkapkan bahwa kasus pertama teridentifikasi pada Desember di Desa Cikawungading, Kecamatan Cipatujah. Gejala awal berupa keluarnya lendir dari mulut ternak dan penurunan nafsu makan menjadi sinyal kuat terjadinya infeksi.
“Informasi ini kami peroleh dari laporan masyarakat. Setelah itu, tim kami langsung turun ke lapangan untuk investigasi, khususnya di wilayah Tasik Selatan,” ujar Tatang, Selasa (7/1).
Angka yang Mengkhawatirkan
Kabupaten Tasikmalaya memiliki populasi ternak sapi sekitar 45 ribu ekor. Namun, penyebaran PMK telah menembus tiga kecamatan Cikalong, Cipatujah, dan Karangnunggal dengan 470 sapi terinfeksi. Menurut Tatang, langkah preventif segera diambil, termasuk koordinasi intensif dengan Balai Veteriner Kesehatan Hewan di Subang.
Kolaborasi dan Solusi Bersama
Menghadapi krisis ini, DPKPP Kabupaten Tasikmalaya tidak tinggal diam. Selain tindakan investigasi, penyuluhan kepada peternak menjadi kunci penting. Pendekatan edukatif dilakukan untuk memberikan pemahaman terkait langkah-langkah pencegahan seperti karantina, kebersihan kandang, hingga vaksinasi.
“Kami tidak bisa bekerja sendiri. Dibutuhkan kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk para peternak, masyarakat, dan instansi terkait untuk mengendalikan penyebaran PMK,” tambah Tatang.
Membangkitkan Kepedulian Peternak Lokal
Wabah ini mengingatkan pentingnya kepedulian kolektif dalam menjaga kesehatan hewan ternak. Bagi peternak seperti Pak Udin di Cipatujah, yang telah kehilangan dua sapi akibat PMK, edukasi menjadi bekal penting. “Saya jadi lebih paham tentang pencegahan penyakit ini. Kami berharap ada solusi cepat untuk menyelamatkan ternak lainnya,” ungkapnya.
Mengubah Krisis Menjadi Kesempatan
Melalui pendekatan ini, DPKPP berharap wabah PMK dapat menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran peternak tentang pentingnya kesehatan hewan. Dengan dukungan berbagai pihak, Kabupaten Tasikmalaya optimistis mampu mengatasi tantangan ini dan menjaga sektor peternakan tetap tangguh.
Bagaimana Anda sebagai pembaca dapat berkontribusi? Awali dengan berbagi informasi ini kepada orang-orang di sekitar Anda. Bersama, kita bisa menjadi bagian dari solusi.
Sumber : Ilustrasi AI, https://www.ayotasik.com/berita-tasik/3314292209/470-sapi-di-kabupaten-tasikmalaya-terinfeksi-pmk-kadis-pertanian-36-eko-mati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar