Powered By Blogger

Kamis, 26 Juni 2025

Pestok Tasikmalaya 2025: Tradisi Patok Domba dan Kambing Menjadi Simbol Ketangguhan Budaya Rakyat

Tradisi Patok Domba dan Kambing
Domba dan Kambing Tampil Sebagai
“Atlet Budaya”


Tasikmalaya, Rabu  26 Juni 2025

Ribuan pasang mata tertuju pada arena lapangan upacara Sekretariat Daerah Kabupaten Tasikmalaya. Suara sorak sorai berpadu dengan derap kaki domba yang memasuki arena. Bukan sekadar tontonan biasa, inilah Pestok Pesta Patok Domba dan Kambing, tradisi rakyat yang tetap berdiri tegak di tengah arus modernisasi.

Pestok tahun ini digelar sebagai bagian dari rangkaian peringatan Milangkala Kabupaten Tasikmalaya ke-393 dan Hari Bhayangkara ke-79. Tradisi ini menjadi simbol nyata bagaimana masyarakat Tasikmalaya menjaga warisan leluhur sambil terus melangkah maju.


Kehadiran Beragam Elemen, Bersatu dalam Budaya

Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai unsur penting yang mewakili institusi pemerintahan, keamanan, hingga elemen masyarakat. Hadir secara kolektif dari tingkat kabupaten hingga kecamatan, mulai dari unsur pemerintahan daerah, TNI-Polri, lembaga legislatif, unsur penegakan hukum, tokoh peternakan lokal, serta berbagai komunitas pecinta domba.

Tanpa ada tokoh yang ditonjolkan, kehadiran mereka semua menjadi simbol kesetaraan dalam merayakan budaya dimana pejabat, petani, santri, hingga anak-anak sekolah berdiri sejajar di sisi arena, menjadi bagian dari perayaan yang menghidupkan.


Domba dan Kambing, Lebih dari Sekadar Ternak

Dalam perhelatan ini, domba dan kambing tampil sebagai “atlet budaya” yang tidak hanya menghibur, tetapi juga menyampaikan pesan: bahwa kemandirian masyarakat bisa dibangun dari apa yang diwariskan. Pestok mengajarkan nilai perawatan, ketelatenan, serta kecintaan pada tradisi.

Setiap patokan bukan hanya soal adu kekuatan, tapi juga ketajaman strategi, kedekatan emosional antara manusia dan hewan peliharaannya, serta kebanggaan terhadap hasil ternak sendiri. Di sinilah budaya dan ekonomi saling bertautan.


Ruang Belajar yang Menghibur

Pestok tidak hanya menyuguhkan tontonan, tetapi juga memberi ruang edukasi. Bagi generasi muda, kegiatan ini memperkenalkan pentingnya peran peternakan tradisional. Bagi peternak, ini menjadi ajang pembuktian dan apresiasi. Bagi masyarakat umum, ini menjadi sarana melepas penat sambil merekatkan kebersamaan.

Lebih dari itu, Pestok juga memperlihatkan bahwa kegiatan lokal bisa dikemas sebagai destinasi budaya yang menarik dan berkarakter, memperkuat identitas daerah tanpa meninggalkan nilai-nilai modern.


Tasikmalaya: Daerah yang Tumbuh Tanpa Lupa Akar

Di usia ke-393, Tasikmalaya memberi pelajaran penting: bahwa perkembangan tidak harus menjauh dari budaya. Pestok adalah contohnya. Di tengah gegap gempita zaman digital, tradisi lokal masih punya tempat tidak hanya di panggung kecil, tapi di hati masyarakat yang menyambutnya dengan gembira.

Pestok 2025 bukan sekadar peristiwa, melainkan napas hidup masyarakat. Di sinilah tradisi bukan untuk dikenang, melainkan untuk dijalani bersama dengan semangat yang setara, berbudaya, dan penuh cinta pada tanah sendiri.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pestok Tasikmalaya 2025: Tradisi Patok Domba dan Kambing Menjadi Simbol Ketangguhan Budaya Rakyat

Domba dan Kambing Tampil Sebagai “Atlet Budaya” Tasikmalaya, Rabu  26 Juni 2025 Ribuan pasang mata tertuju pada arena lapangan upacara Sekre...