![]() |
Lokasi Penyelamatan Korban |
Taraju, Tasikmalaya – Sabtu, 28 Juni 2025
Hujan deras yang mengguyur wilayah Kecamatan Taraju sejak pagi mengakibatkan Tanggul Penahan Tanah (TPT) di kawasan pemukiman warga Kampung Mekarjaya RT 043/001, Desa Cikubang, mengalami longsor pada sore hari sekitar pukul 16.30 WIB. Peristiwa tersebut berdampak pada dua rumah warga dan menutup jalur lingkungan sekitar.
Lebih tragis lagi, dalam insiden tersebut dilaporkan satu anak meninggal dunia akibat tertimpa material longsoran. Kejadian ini menjadi pengingat bahwa musim hujan di wilayah perbukitan seperti Taraju menyimpan risiko tinggi, terutama bagi permukiman yang berada di area lereng dan tepi tebing.
Respons Cepat Aparat dan Masyarakat
Informasi awal diterima oleh petugas sekitar pukul 19.30 WIB melalui laporan dari anggota Linmas dan Kepala Desa Cikubang. Tanggap darurat langsung dilakukan oleh unsur desa, Babinsa, anggota Polsek Taraju, serta masyarakat setempat yang bergotong royong membantu mengevakuasi area terdampak dan mensterilkan lokasi.
Babinsa Desa Cikubang segera melakukan koordinasi dengan BPBD Kabupaten Tasikmalaya, pemerintah desa, dan relawan setempat. Upaya penyelamatan serta pendataan dilakukan dengan cepat dan penuh kehati-hatian di tengah kondisi tanah yang masih labil.
Jalan Tertutup, Warga Dihimbau Waspada
Longsoran yang terjadi menyebabkan akses jalan lingkungan tertutup sepenuhnya oleh material tanah dan puing TPT. Hingga saat ini, belum ada laporan pengungsian massal, namun pihak aparat dan relawan tetap berjaga untuk mengantisipasi potensi longsor susulan.
Masyarakat sekitar dihimbau untuk tidak panik namun tetap waspada, terutama saat hujan kembali turun. Kondisi geografis dengan kontur tanah rawan longsor membuat area ini perlu perhatian ekstra, baik dari segi pemetaan risiko maupun mitigasi jangka panjang.
Langkah Ke Depan: Kesadaran Bencana Adalah Tanggung Jawab Bersama
Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa kesiapsiagaan menghadapi bencana bukan hanya tugas satu pihak, tetapi merupakan tanggung jawab kolektif antara warga, pemerintah, dan seluruh unsur pengaman wilayah. Ke depan, perlindungan terhadap infrastruktur pemukiman yang berada di titik rawan harus ditingkatkan, termasuk edukasi kebencanaan di tingkat keluarga dan komunitas.
Musibah tidak pernah diundang, namun sikap waspada dan terorganisir bisa menjadi benteng penyelamat. Kesedihan atas kehilangan nyawa seorang anak dalam peristiwa ini menjadi luka bersama, dan sekaligus pengingat agar setiap elemen masyarakat lebih sigap menjaga keselamatan lingkungan sekitarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar